DXY adalah singkatan dari “us dollar index”, yang merupakan indeks yang mengukur nilai tukar dolar AS terhadap sekelompok mata uang utama dunia, seperti Euro, Yen Jepang, Pound Inggris, dolar Kanada, Krona Swedia, Swiss Franc. DXY diterbitkan oleh Federal Reserve Bank of New york dan dipantau secara global sebagai indikator penting untuk kekuatan atau kelemahan dolar AS di pasar valuta asing. Indeks ini dihitung dengan cara mengambil rata-rata tertimbang dari nilai tukar dolar AS terhadap mata uang-mata uang tersebut dengan bobot yang ditetapkan untuk masing-masing mata uang.
Sejarah dari DXY AS dollar index dapat dilacak tahun 1971, ketika sistem nilai tukar tetap yang didasarkan pada emas ditinggalkan oleh Amerika Serikat. Sebelumnya, nilai tukar dolar AS terhadap mata uang lain ditetapkan berdasarkan nilai emas.
Setelah sistem nilai tukar mengambang, DXY AS dollar index dibuat pada tahun 1973 oleh New York Board of Trade (NYBOT) sebagai alat untuk mengukur nilai tukar dolar AS terhadap sekelompok mata uang utama dunia. Indeks ini awalnya hanya terdiri dari enam mata uang: Yen Jepang, Pound Inggris, Swiss Franc, Mark Jerman, Dolar Kanada, dan Krona Swedia.
Pada tahun 1999, euro diperkenalkan sebagai mata uang baru dan diikutsertakan dalam perhitungan DXY AS dollar index. Saat ini, indeks ini terdiri dari enam mata uang:Euro, Yen Jepang, Pound Inggris, Dolar Kanada, Krona Swedia, dan Swiss Franc, dengan euro memegang bobot terbesar sekitar 57,6% dari indeks.
DXY AS dollar index telah menjadi indikator penting bagi para pelaku pasar keuangan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan Dolar AS di pasar valuta asing. Pergerakan DXY AS dollar index dapat memberikan petunjuk tentang arah pergerakan pasangan mata uang tertentu, serta dapat memengaruhi harga komoditas dan aset lainnya.
DXY (us dollar index) memiliki pengaruh yang signifikan dalam pasar keuangan global. Berikut adalah beberapa pengaruh dari DXY AS dollar index:
- Memengaruhi nilai tukar mata uang: nilai DXY dapat memengaruhi nilai tukar dolar AS terhadap mata uang asing lainnya. Ketika nilai DXY naik, ini dapat menyebabkan nilai tukar dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang asing lainnya, sedangkan ketika nilai DXY turun, ini dapat menyebabkan nilai tukar dolar AS melemah terhadap mata uang asing lainnya.
- Memengaruhi harga komoditas: harga komoditas seperti minyak dan emas cenderung bergerak berlawanan arah dengan nilai DXY. Ketika nilai DXY turun, harga komoditas cenderung naik, karena harga komoditas tersebut menjadi lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang asing selain dolar AS. Sebaliknya, ketika nilai DXY naik, harga komoditas cenderung turun, karena harga komoditas tersebut menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang asing selain dolar as.
- Memengaruhi indeks saham: nilai DXY juga dapat memengaruhi indeks saham global, terutama bagi perusahaan multinasional yang melakukan bisnis di luar negeri. Ketika nilai DXY naik, perusahaan multinasional yang menghasilkan pendapatan dalam mata uang asing akan mengalami penurunan nilai tukar dan laba yang lebih rendah saat dikonversi ke dolar AS. Sebaliknya, ketika nilai DXY turun, perusahaan multinasional yang menghasilkan pendapatan dalam mata uang asing akan mengalami kenaikan nilai tukar dan laba yang lebih tinggi saat dikonversi ke dolar AS.
- Dapat memicu volatilitas di pasar keuangan: perubahan tajam dalam nilai DXY dapat memicu volatilitas di pasar keuangan global. Misalnya, jika nilai DXY tiba-tiba turun atau naik secara signifikan dalam waktu singkat, hal ini dapat memicu aksi jual atau beli yang kuat di pasar keuangan, termasuk pasar saham, pasar obligasi, dan pasar valuta asing.
DXY AS dollar index memiliki pengaruh yang signifikan dalam pasar keuangan global dan dapat memberikan indikasi tentang keadaan ekonomi as dan kondisi pasar keuangan global secara umum. DXY dapat menjadi alat yang berguna bagi investor dan pelaku pasar untuk membuat keputusan investasi dan mengelola risiko.
DXY AS dollar index dapat memengaruhi suku bunga dalam beberapa cara, tergantung pada situasi ekonomi yang sedang terjadi. Berikut adalah beberapa pengaruh DXY AS dollar index terhadap suku bunga:
- Menentukan kebijakan moneter: nilai DXY dapat menjadi faktor penting yang dipertimbangkan oleh bank sentral, seperti federal reserve AS, dalam menentukan kebijakan moneter mereka. Ketika nilai DXY naik, bank sentral dapat menaikkan suku bunga untuk mendorong investor untuk menyimpan dan menginvestasikan dana mereka dalam mata uang AS, sehingga meningkatkan permintaan terhadap dolar AS dan membuatnya lebih kuat. Sebaliknya, ketika nilai DXY turun, bank sentral dapat menurunkan suku bunga untuk mendorong investasi asing di AS dan memperkuat ekspor AS.
- Mempengaruhi permintaan obligasi: nilai DXY juga dapat mempengaruhi permintaan obligasi pemerintah AS di pasar global. Ketika nilai DXY naik, obligasi pemerintah AS menjadi lebih menarik bagi investor asing karena mata uang as lebih kuat, dan suku bunga AS cenderung lebih tinggi daripada di negara-negara lain. Ini dapat meningkatkan permintaan terhadap obligasi AS dan menurunkan suku bunga.
- Mempengaruhi risiko kredit: nilai DXY juga dapat mempengaruhi risiko kredit dalam pasar keuangan global. Ketika nilai DXY turun secara tajam, risiko kredit dapat meningkat karena banyak perusahaan dan pemerintah di luar as yang memiliki utang dalam dolar as, sehingga mereka akan mengalami kesulitan membayar kembali utang mereka. Ini dapat meningkatkan permintaan terhadap obligasi as, yang dapat menurunkan suku bunga secara signifikan.
DXY AS dollar index dapat memengaruhi suku bunga melalui pengaruhnya pada kebijakan moneter bank sentral, permintaan obligasi pemerintah AS, dan risiko kredit di pasar keuangan global. Namun, pengaruh ini tergantung pada situasi ekonomi dan kondisi pasar keuangan yang sedang terjadi, sehingga perlu dilakukan analisis yang cermat untuk memahami hubungan antara DXY dan suku bunga.
DXY AS dollar index memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga emas, karena kedua faktor ini memiliki hubungan yang invers. Berikut adalah beberapa pengaruh DXY AS dollar index terhadap harga emas:
- Nilai tukar dolar as: kenaikan nilai DXY AS dollar index menunjukkan bahwa nilai tukar dolar as naik terhadap mata uang lainnya di pasar global. Ini membuat emas menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang selain dolar as untuk membelinya. Sebaliknya, penurunan nilai DXY AS dollar index menunjukkan bahwa nilai tukar dolar AS turun, sehingga membuat emas menjadi lebih terjangkau bagi investor di luar AS.
- Permintaan emas: nilai DXY AS dollar index juga dapat mempengaruhi permintaan emas. Ketika nilai DXY AS dollar index turun, investor cenderung mencari investasi alternatif yang lebih aman, seperti emas. Sebaliknya, ketika nilai DXY AS dollar index naik, investor cenderung meninggalkan emas dan beralih ke aset lain yang dianggap lebih menguntungkan, seperti saham atau obligasi.
- Kebijakan moneter: kebijakan moneter bank sentral, seperti federal reserve AS, dapat mempengaruhi nilai DXY AS dollar index dan harga emas. Ketika bank sentral menaikkan suku bunga, nilai DXY AS dollar index cenderung naik dan harga emas cenderung turun karena investor beralih ke instrumen investasi dengan imbal hasil yang lebih tinggi. Sebaliknya, ketika bank sentral menurunkan suku bunga, nilai DXY AS dollar index cenderung turun dan harga emas cenderung naik karena investasi alternatif dengan imbal hasil yang lebih rendah menjadi lebih tidak menarik.
DXY AS dollar index dan harga emas memiliki hubungan yang kompleks dan dapat saling mempengaruhi. Namun, biasanya nilai DXY AS dollar index yang tinggi cenderung membuat harga emas lebih rendah, sedangkan nilai DXY AS dollar index yang rendah cenderung membuat harga emas lebih tinggi.
DXY AS dollar index juga dapat mempengaruhi harga minyak mentah, karena minyak mentah diperdagangkan di pasar global menggunakan dolar AS sebagai mata uang dasar. Berikut adalah beberapa pengaruh DXY AS dollar index terhadap harga minyak mentah:
- Nilai tukar dolar as: kenaikan nilai DXY AS dollar index menunjukkan bahwa nilai tukar dolar as naik terhadap mata uang lainnya di pasar global. Ini membuat harga minyak mentah lebih mahal bagi negara-negara yang menggunakan mata uang selain dolar as untuk membelinya. Sebaliknya, penurunan nilai DXY AS dollar index menunjukkan bahwa nilai tukar dolar as turun, sehingga membuat harga minyak mentah lebih terjangkau bagi negara-negara di luar AS.
- Permintaan minyak mentah: nilai DXY AS dollar index juga dapat mempengaruhi permintaan minyak mentah. Ketika nilai DXY AS dollar index turun, negara-negara yang menggunakan mata uang selain dolar AS cenderung lebih mampu membeli minyak mentah, sehingga permintaan naik. Sebaliknya, ketika nilai DXY AS dollar index naik, negara-negara yang menggunakan mata uang selain dolar as cenderung lebih sulit membeli minyak mentah, sehingga permintaan turun.
- Kebijakan moneter: kebijakan moneter bank sentral, seperti Federal Reserve AS, dapat mempengaruhi nilai DXY AS dollar index dan harga minyak mentah. Ketika bank sentral menaikkan suku bunga, nilai DXY AS dollar index cenderung naik dan harga minyak mentah cenderung turun karena investasi alternatif dengan imbal hasil yang lebih tinggi menjadi lebih menarik bagi investor. Sebaliknya, ketika bank sentral menurunkan suku bunga, nilai DXY AS dollar index cenderung turun dan harga minyak mentah cenderung naik karena investasi alternatif dengan imbal hasil yang lebih rendah menjadi kurang menarik.
DXY AS dollar index memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga minyak mentah, terutama melalui pengaruhnya pada nilai tukar dolar AS dan permintaan minyak mentah. Namun, ada juga faktor lain yang dapat mempengaruhi harga minyak mentah, seperti ketersediaan pasokan, permintaan global, dan geopolitik, sehingga perlu dilakukan analisis yang cermat untuk memahami hubungan antara DXY dan harga minyak mentah.
Pengaruh DXY terhadap saham bisa bervariasi tergantung pada situasi dan kondisi pasar. Namun secara umum, pergerakan DXY dapat mempengaruhi harga saham beberapa sektor tertentu, seperti:
- Sektor eksportir: saat nilai DXY naik, maka harga ekspor menjadi lebih mahal. Hal ini dapat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan eksportir AS dan akibatnya, dapat mempengaruhi harga saham di sektor tersebut.
- Sektor multinasional: perusahaan multinasional yang memiliki operasi di luar AS , dapat terpengaruh oleh perubahan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang lainnya. Sehingga pergerakan DXY dapat mempengaruhi harga saham di sektor ini.
- Sektor keuangan: pergerakan DXY dapat mempengaruhi suku bunga dan suku bunga dapat mempengaruhi harga saham di sektor keuangan.
DXY tidak selalu menjadi faktor penentu utama dalam pergerakan harga saham. Ada banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi pasar saham, seperti kondisi ekonomi global, politik, peristiwa berita, serta faktor-faktor spesifik pada perusahaan-perusahaan tertentu.
DXY memiliki pengaruh yang besar terhadap ekonomi global karena dolar AS digunakan sebagai mata uang cadangan internasional dan menjadi patokan untuk perdagangan internasional.
Berikut adalah beberapa dampak dominasi DXY terhadap ekonomi:
- Perdagangan internasional: karena dolar AS digunakan sebagai patokan untuk perdagangan internasional, fluktuasi nilai tukar DXY dapat mempengaruhi harga barang dan jasa internasional, sehingga dapat mempengaruhi ekspor dan impor suatu negara.
- Investasi asing: dominasi DXY dapat mempengaruhi minat investor asing dalam membeli obligasi dan saham di pasar keuangan AS . Perubahan dalam nilai tukar DXY dapat membuat investasi menjadi lebih atau kurang menarik bagi investor asing.
- Kebijakan moneter: DXY dapat mempengaruhi kebijakan moneter suatu negara, terutama bagi negara-negara yang mata uangnya dikaitkan dengan dolar AS . Bank sentral di negara-negara tersebut cenderung mengikuti kebijakan moneter AS , terutama terkait suku bunga.
- Harga komoditas: sebagian besar komoditas diperdagangkan dalam dolar as, sehingga fluktuasi nilai tukar DXY dapat mempengaruhi harga komoditas internasional. Misalnya, kenaikan nilai tukar DXY dapat menyebabkan penurunan harga komoditas karena harga tersebut menjadi lebih mahal bagi negara-negara yang mata uangnya melemah terhadap dolar AS .
Dalam trading berjangka, pergerakan DXY dapat mempengaruhi harga kontrak berjangka mata uang dan komoditas. Ketika DXY naik, maka nilai tukar usd menguat terhadap mata uang lainnya, sehingga harga kontrak berjangka untuk komoditas yang dihargakan dalam USD, seperti minyak mentah dan emas, cenderung turun karena menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang selain USD.
Ketika DXY turun, maka nilai tukar USD melemah terhadap mata uang lainnya, sehingga harga kontrak berjangka untuk komoditas yang dihargakan dalam USD, cenderung naik karena menjadi lebih murah bagi investor yang menggunakan mata uang selain USD.

Kesimpulan, dominasi DXY dalam perekonomian global sangat besar dan fluktuasi nilai tukar DXY dapat mempengaruhi banyak aspek dalam ekonomi dunia, mulai dari perdagangan internasional, investasi, kebijakan moneter, hingga harga komoditas. Pengaruh DXY terhadap trading berjangka tidak selalu menjadi faktor utama dalam keputusan trading. Ada banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi harga kontrak berjangka, seperti data ekonomi, kebijakan moneter, kondisi geopolitik, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, penting bagi trader berjangka untuk selalu memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi harga kontrak dan mengambil keputusan trading berdasarkan analisis yang komprehensif, semoga bermanfaat.





