Harga emas (XAU/USD) bergerak naik lebih rendah pada perdagangan Kamis, di tengah tekanan dari penguatan dolar AS dan data ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan. Meskipun sempat mencoba rebound, emas belum mampu menembus resistance kunci, memperlihatkan sikap hati-hati investor terhadap arah kebijakan suku bunga dan tarif AS.
Klaim tunjangan pengangguran mingguan AS turun menjadi 222.000, menunjukkan pasar tenaga kerja yang masih solid. Sementara itu, data penjualan ritel mencatat kenaikan 0,6% di bulan lalu, mengalahkan ekspektasi dan mencerminkan daya beli konsumen yang masih tangguh—meskipun sebagian besar kenaikan tersebut dinilai akibat lonjakan harga yang dipicu oleh kebijakan tarif.
Dalam pernyataannya, Gubernur Federal Reserve Adriana Kugler menyampaikan bahwa bank sentral “tidak boleh terburu-buru memangkas suku bunga untuk beberapa waktu,” mengingat tarif yang diterapkan oleh pemerintahan Trump mulai tercermin dalam kenaikan harga. Pandangan ini memperkuat ekspektasi pasar bahwa suku bunga akan tetap tinggi dalam jangka menengah.

Secara teknikal, grafik H1 menunjukkan bahwa harga emas sempat keluar dari pola bearish channel (garis merah miring turun) dan mencoba menembus garis resistance dinamis biru tebal di area 3349. Namun, tekanan jual kembali muncul saat menyentuh level M.R 1 (3349.71), dengan harga saat ini bergerak di sekitar 3341.05, masih di bawah level resistance tersebut.
Kegagalan menembus level ini mencerminkan masih kuatnya dominasi seller, sejalan dengan tren kompas histogram bawah, yang menunjukkan penurunan kekuatan beli (ditandai dengan area biru yang menurun dan kotak merah ‘X’ sinyal koreksi).
Jika tekanan berlanjut, support terdekat yang perlu diawasi berada di level M.S 1 (3317.32) dan M.S 2 (3307.31). Penembusan support ini bisa membawa harga kembali ke zona kritis bawah di sekitar M.S 3 (3291.12).
Sebaliknya, bila harga mampu kembali menembus dan bertahan di atas 3349.71, maka peluang penguatan menuju resistance berikutnya di M.R 2 (3359.72) hingga M.R 3 (3375.92) akan terbuka.

Secara keseluruhan, investor masih cenderung berhati-hati, mengamati arah kebijakan suku bunga dan perkembangan tarif perdagangan. Emas tetap menjadi instrumen lindung nilai terhadap ketidakpastian dan inflasi, tetapi dalam lingkungan suku bunga tinggi, daya tariknya berkurang karena tidak memberikan imbal hasil seperti obligasi.
🛡️ Disclaimer:
Analisis ini disusun hanya untuk tujuan informasi dan edukasi. Tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual suatu instrumen keuangan. Trading emas dan instrumen derivatif mengandung risiko tinggi, dan keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab masing-masing individu. Master Trading Indonesia dan www.marulitua.com tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul akibat penggunaan informasi ini. Selalu gunakan manajemen risiko yang bijak dan sesuaikan dengan profil risiko Anda.





