Minyak Naik karena dolar AS yang lebih lemah menjelang keputusan suku bunga Fed harga minyak mengalami kenaikan karena nilai tukar dolar AS melemah, yang terjadi menjelang pengumuman kebijakan suku bunga dari Federal Reserve (Fed), bank sentral Amerika Serikat. Minyak adalah komoditas yang diperdagangkan di pasar global dengan menggunakan dolar AS sebagai mata uang dasarnya. Ketika dolar AS melemah terhadap mata uang lainnya, harga minyak cenderung naik karena para pembeli yang menggunakan mata uang lain perlu membayar lebih banyak untuk membeli minyak yang dihargai dalam dolar AS. Keputusan suku bunga Fed memengaruhi nilai tukar dolar AS, suku bunga yang lebih tinggi cenderung membuat dolar AS lebih kuat, sedangkan suku bunga yang lebih rendah cenderung melemahkan dolar AS.
Menjelang pengumuman kebijakan suku bunga Fed, pasar keuangan cenderung lebih sensitif terhadap fluktuasi nilai tukar dolar AS, termasuk harga minyak. Harga minyak mengalami penurunan pada hari sebelumnya, disebabkan oleh kenaikan tak terduga inflasi di Inggris pada bulan Februari. Kenaikan inflasi ini meningkatkan kekhawatiran investor bahwa Bank of England dapat menaikkan suku bunga lebih lanjut dalam waktu dekat. Ketika suku bunga dinaikkan, biasanya hal ini membuat mata uang negara yang bersangkutan lebih menarik bagi investor karena dapat memberikan imbal hasil yang lebih tinggi. Namun, kenaikan suku bunga juga dapat menekan permintaan konsumen dan investasi, yang pada akhirnya dapat menurunkan harga minyak dan aset berisiko lainnya.
Kekhawatiran investor terkait kenaikan suku bunga Bank of England dapat menyebabkan harga minyak turun, karena investor cenderung memilih untuk menjual aset berisiko seperti minyak dan membeli aset yang dianggap lebih aman, seperti obligasi. Keputusan suku bunga terbaru yang diumumkan oleh Bank of England dapat memengaruhi arah pergerakan harga minyak. Jika Bank of England memutuskan untuk menaikkan suku bunga, harga minyak dapat mengalami tekanan turun, sedangkan jika Bank of England memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pada level yang sama atau menurunkannya, harga minyak dapat pulih kembali.
Data yang dirilis oleh American Petroleum Institute pada hari Selasa menunjukkan kenaikan tak terduga dalam persediaan minyak mentah AS pekan lalu. Hal ini dapat mempertanyakan permintaan minyak di pasar. Ketika persediaan minyak mentah meningkat, ini menunjukkan bahwa pasokan minyak melebihi permintaan, yang dapat menekan harga minyak. Selain itu, kenaikan persediaan juga dapat menunjukkan bahwa produksi minyak mentah AS meningkat, yang dapat menambah pasokan global dan menekan harga minyak dunia. Kenaikan tak terduga dalam persediaan minyak mentah AS dapat memicu kekhawatiran investor terkait permintaan minyak di pasar, yang dapat menekan harga minyak. Investor mungkin akan menjual minyak dan aset berisiko lainnya dalam upaya untuk menghindari risiko turun yang lebih besar.
OPEC+ kemungkinan akan mempertahankan kesepakatan untuk membatasi produksi minyak sebesar 2 juta barel per hari (bpd) hingga akhir tahun, meskipun harga minyak mentah turun. Tiga delegasi dari kelompok produsen tersebut menyampaikan informasi ini kepada Reuters. Ketika OPEC+ membatasi produksi minyak, hal ini bertujuan untuk mengurangi pasokan minyak di pasar dan menaikkan harga minyak. Jika OPEC+ memutuskan untuk mempertahankan kesepakatan ini, maka pasokan minyak dunia dapat tetap terkontrol dan harga minyak dapat dipertahankan.
Meskipun harga minyak turun, OPEC+ mungkin masih berpegang pada kesepakatan tersebut karena adanya faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan, seperti pandemi COVID-19 yang masih berlangsung dan dampaknya terhadap permintaan minyak. Selain itu, OPEC+ juga perlu mempertimbangkan strategi jangka panjang mereka dalam menjaga stabilitas harga minyak dan memastikan keseimbangan antara pasokan dan permintaan di pasar. OPEC+ kemungkinan akan mempertahankan kesepakatan untuk membatasi produksi minyak meskipun harga minyak turun, dengan tujuan untuk menjaga stabilitas harga minyak dan mengendalikan pasokan di pasar.
Dampak laporan Persediaan Minyak Mentah Rabu, 22 Maret 2023 aktual 1,117M Ramalan -1,565M Sebelumnya 1.550M ramalan penurunan persediaan minyak mentah sebesar -1,565 juta barel mungkin menyebabkan harga crude oil naik karena hal ini menunjukkan penurunan pasokan minyak mentah yang diharapkan. Namun, jika penurunan persediaan tidak sesuai dengan ekspektasi, maka dampaknya pada harga crude oil dapat bervariasi. Jika kondisi permintaan minyak mentah juga lemah, penurunan persediaan mungkin tidak mempengaruhi harga crude oil dengan signifikan. Persediaan Minyak Mentah Administrasi Informasi Energi (EIA) dalam pasar minyak bumi dan ekonomi secara umum. Data persediaan minyak mentah yang diterbitkan oleh EIA dapat memberikan indikasi mengenai pasokan minyak mentah di pasar dan dapat mempengaruhi harga minyak mentah dan produk-produk turunannya.

Perubahan dalam persediaan minyak mentah yang dirilis oleh EIA dapat memberikan indikasi tentang permintaan minyak mentah dan kondisi pasar. Oleh karena itu, jika kenaikan persediaan minyak mentah lebih rendah dari yang diharapkan, ini bisa dianggap sebagai indikasi permintaan yang lebih besar atau kondisi pasar yang lebih kuat dan bullish untuk harga minyak mentah, karena hal ini menunjukkan bahwa minyak mentah tidak terakumulasi di pasar karena permintaan yang kuat. Sebaliknya, jika kenaikan persediaan lebih tinggi dari yang diharapkan, ini bisa dianggap sebagai indikasi permintaan yang lebih lemah atau kondisi pasar yang lebih bearish untuk harga minyak mentah, karena hal ini menunjukkan adanya kelebihan pasokan minyak mentah di pasar. Semoga bermanfaat Disclaimmer On!!





